Aku ini lelaki yang kerap tenggelam dalam secangkir kopi, didalamnya kuaduk sepi dan rindu Kesedihan itu pilihan hati, santai, d...
Jika kerendahhatian dianggap identik dengan iman dan kesombongan dianggap identik dengan kafir, itu karena iman membimbing manusia kepada pemahaman dan kebijaksanaan, sementara kafir menghalangi seseorang dari memperoleh kebaikan. Dengan membangun kesadaran akan Allah melalui kearifan, seseorang yang memiliki iman dalam hatinya tidak akan pernah berani menyombongkan diri. Dia menerima dengan rela bahwasanya Allah berkuasa atas segala sesuatu, sedangkan dia sebagai manusia hanyalah seorang hamba yang diberkahi dengan banyak kenikmatan.
Orang yang mendapat hidayah melihat kekuasaan Allah dalam segala hal dan menyadari kelemahan dirinya sebagai manusia yang merasa lapar, mudah mendapat sakit dan menderita rasa sakit. Dia tidak dapat mencegah dirinya dari bertambah tua.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrx0IKiB6JqgLjcx21eSfFCjFkcdw3iVC2Pz_Kya7jc_IgOlLCdIwDBzk0CZV-WGqm7BDPp9ttsSWR3clYxL4VoT_vRz4mX4_XnhTsXpcbGr3ghZzamUIj-4qkhueDcdT7Qqx1IwbE9QU/s640/Im-Better-Than-You-The-Anti-Social-Media.jpg)
Dia tidak menciptakan dirinya sendiri dan juga tidak dapat menghindari mati. Dengan tubuh yang cenderung kepada kelemahan, dia ditakdirkan hidup untuk periode waktu tertentu hingga pada akhirnya dia mati dan kembali kepada Penciptanya. Tidak ada satu alasanpun yang pantas baginya untuk menyombongkan diri. Bahkan seandainyapun dia memiliki hal yang pantas untuk disombongkan, dia tetap tidak layak untuk menyombongkannya karena semuanya, baik itu dirinya maupun yang dia miliki, adalah pemberian Allah. Karena itu sudah selayaknya dia berterima kasih ketimbang menyombong. Pengakuan akan keagungan sang pencipta, dengan sendirinya akan memimpin orang itu. Dia benar-benar sadar akan kelemahannya di mata Allah, namun dia tidak menunjukkannya kepada orang lain. Sebaliknya, dia dikenal sebagai orang yang bermartabat, terhormat, rendah hati, percaya diri, dan dewasa.
Akibat kurang mampu untuk memahami Allah, orang kafir tinggal di dalam cengkeraman kesombongan dan kebanggaan mereka yang percuma. Mereka merasa memiliki identitas terpisah yang bebas dari Allah. Kelebihan pribadi seperti kecerdasan, kesejahteraan, penampilan menawan, kemasyhuran, menjadi hal-hal yang membuat mereka memuji diri mereka sendiri. Mereka tidak mengerti bahwa semua itu adalah berkah yang diberikan oleh Allah dan dapat dicabut sewaktu-waktu. Aspek lain dari orang kafir adalah rasa rendah diri yang berlebihan. Hal ini secara umum adalah akibat dari ketidakmampuan untuk mencapai status atau standar hidup tertentu. Akibat ketidaksadaran total akan konsep-konsep kunci semacam itu serta konsep kepatuhan dan keyakinan kepada Allah, orang kafir dapat mengalami penderitaan dari berbagai macam penyakit jiwa yang berbeda, dan yang terbanyak adalah rendah diri yang berlebihan atau terlalu tinggi hati. Keadaan mereka didefinisikan di dalam Al-Qur'an sebagai berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang membantah dalil-dalil Kami tanpa alasan, yang mereka peroleh itu tidak lain karena kesombongan nafsu ingin mendapat atau mempertahankan kedudukan sebagai orang besar, padahal maksudnya itu tidak akan tercapai. Oleh karena itu mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Al-Mukmin:56
Seseorang yang berada dalam keadaan ini menemukan bahwa segala sesuatunya tidak berarti kecuali keberadaannya sendiri. Di matanya segalanya adalah alat untuk memuaskan egonya. Dia terus-menerus berada dalam usahanya memuji dirinya sendiri. Dia menyangkal kegagalan-kegagalannya dan tidak pernah mengakui bahwa dia berasal dari jenis manusia yang sangat mungkin berbuat salah. Pada beberapa hal, dia mengembangkan kebencian yang hebat terhadap agama. Hal ini pada dasarnya karena agama mengajarkan kebenaran yang unik bahwa seorang manusia hanyalah hamba Allah yang mana keberadaannya secara total bergantung pada Allah. Namun karena termakan habis-habisan oleh harga dirinya, dia menjadi buta pada kebenaran yang ditunjukkan oleh agama. Di dalam penyangkalan itu, dia berpegang teguh pada pendiriannya sendiri tentang hidup. Al-Qur'an menjelaskan tentang orang-orang semacam ini sebagai berikut:
Mereka mengingkarinya karena zalim dan sombong, padahal hati mereka meyakini kebenarannya. Sebab itu perhatikanlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang berbuat onar. An-Naml:14
Karena terbelenggu oleh kesombongannya, orang semacam itu hidup demi memuaskan ego mereka sendiri. Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah orang-orang yang cenderung kepada berbuat kejahatan. Ayat di bawah ini memperingatkan kita tentang tindakan mereka yang memperdayakan:
Di antara manusia Golongan manusia ini ialah orang-orang yang perkataanya berbeda dengan perbuatannya atau berbeda dengan apa yang tersembunyi di dalam hatinya. Keahliannya dalam memutar-balikkan sesuatu dan memutar lidahnya dalam pembicaraannya hingga dapat menarik perhatian pendengar adalah senjata ampuhnya . Dia dapat mempertahankan pendiriannya yang salah, dengan kepintaran memutar lidah semata. Golongan manusia yang seperti ini, ada pada tiap-tiap bangsa dan masa ada golongan yang ucapannya menarik perhatianmu mengenai kehidupan dunia ini, dan dipersaksikannya dengan nama Allah atas kebenaran isi hatinya, padahal dia adalah musuh utama. Dan apabila dia telah pergi meninggalkan pendengarnya, maka ia membuat kerusakan di muka bumi, dirusakkannya sawah ladang dan ternak Dalam hubungan itu sebagian cendekiawan muslim berpendapat bahwa yang dimaksud dengan sawah dan ladang ialah perempuan. Yang dimaksud dengan ternak ialah turunan. Ini berdasarkan ayat Tuhan. (Lihat 2:223). Maka dengan ini yang dimaksud merusak sawah ladang ialah merusak kehormatan perempuan dengan menggaulinya dengan cara tidak sah, untuk kemudian melahirkan anak (turunan) yang tidak sah pula. Dan Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan bila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah!", serta merta timbul keangkuhannya yang menjurus kepada dosa. Cukuplah neraka jahanam sebagai balasannya; dan itulah tempat tinggal yang seburuk-buruknya. Al-Baqarah:204-206
Dalam ayat lain, sikap dari orang-orang yang sombong dinyatakan sebagai berikut:
Didengarnya beberapa dalil Allah yang dikemukakan kepadanya, kemudian dia tetap menyangkal dengan sombongnya, seolah-olah dia tidak mendengarkannya. Karena itu, gembirakanlah dia dengan siksaan yang pedih. Al-Jatsiyah:8
Menyangkal kebenaran hanya karena kesombongan belaka, adalah kunci pemahaman tentang arti kesombongan. Dengan berbuat sombong berarti seseorang telah memilih jalan kesedihan baik itu di dunia maupun di akhirat nanti. Itulah sebabnya kesombongan menjadi musuh manusia yang paling membahayakan.
Bahkan kesombongan pulalah yang menjadi alasan penolakan Iblis untuk memberikan penghormatan kepada Nabi Adam. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur-an dalam sebuah cerita:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Manakala telah kusempurnakan kejadiannya dan setelah kutiupkan roh ciptaanKu; hendaklah kamu merendahkan diri sujud kepadanya." Lalu para malaikat itu sujud semuanya; kecuali iblis. Dia berlagak sombong, dan dia termasuk orang-orang yang kafir. Tuhan bertanya: "Hai iblis, apakah gerangan yang menghalangimu untuk sujud kepada seseorang yang telah Kuciptakan dengan kekuasaanKu? Apakah kamu berlagak sombong atau merasa diri tergolong orang yang lebih tinggi?" Iblis menjawah: "Aku lebih baik dari padanya. Engkau menciptakanku dari api, sementara dia Engkau ciptakan dari tanah. Tuhan berfirman: "Keluarlah kamu dari Syurga, sesungguhnya engkau sudah terusir." Dan kutukanKu tetap atasmu sampai "Hari Pembalasan." Sad: 71-78
Pernyataan yang digunakan iblis di dalam ayat tersebut sangatlah mengejutkan dan mencerminkan watak kejinya. Iblis dikuasai oleh perasaan tak berdasar yang membuatnya merasa lebih penting dari Adam. Iblis enggan mengakui bahwa Allah-lah yang sanggup memuliakan makhluk. Padahal dengan diperintahkannya malaikat untuk bersujud pada Adam, jelas bahwa Iblis pun kalah mulia dari Adam karena sebelum adanya Adam, malaikat adalah makhluk yang paling mulia diantara semua makhluk. Tidak satu makhlukpun yang berani melawan perintah Allah namun Iblis berani dan sebagai akibatnya dia dikutuk selama-lamanya.
Iblis memberikan sebuah contoh jahat bagi orang-orang yang mengikuti jalannya. Iblis memberontak kepada Allah dan mendorong manusia untuk memberontak juga. Ayat di bawah ini menjelaskan tentang bagaimana manusia disesatkan:
Tuhan berfirman: "Hai iblis mengapa kamu tidak sujud menyertai mereka?". Iblis menjawah: "Aku tidak layak bersujud kepada makhluk yang Engkau ciptakan dari jenis "tanah liat yang dibentuk itu". Allah berfirman: "Keluarlah dari sini, karena kamu terkutuk, sedang kutukan itu selalu akan menimpamu sampai hari kiamat". Berkata iblis: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari kebangkitan manusia". Tuhan menjawah: "Kamu diberi tangguh, sampai pada suatu hari, yang waktunya sudah dikenal Maksudnya "Hari tiupan sangkakala yang pertama yaitu pada saat berakhirnya hari-hari dunia", dan permulaannya "hari-hari akhirat", di mana semua makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi dimatikan. Itulah permulaan kiamat, ditandai dengan tiupan sangkakala yang pertama. Iblis berkata lagi: "Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku ini makhluk sesat, maka aku akan merangsang anak cucu Adam di muka bumi ini untuk berbuat maksiat, dan akan kubawa sesat mereka semuanya. Al-Hijr:32-39
Iblis menginginkan manusia untuk tersesat juga. Ini adalah tipe kepuasan jiwa yang juga ada pada manusia. Sama seperti halnya Iblis, seseorang yang melakukan kejahatan juga menginginkan orang lain melakukan kejahatan dan dihukum juga. Harapan untuk berbagi kejahatan; dan dengan demikian juga berbagi hukuman, telah menjadi hiburan bagi orang-orang yang menolak beriman dan mengingkari keberadaan Allah karena mereka tahu bahwa mereka juga dikelilingi oleh orang-orang yang juga tersesat. Rasa sentimen seperti "Semua orang juga melakukannya" dan "Jika orang-orang masuk neraka saya juga", biasanya diungkapkan. Alasan dari pernyataan ini adalah logika seperti yang dijelaskan di atas. Iblis sadar betul akan keberadaan dan kekuasaan Allah namun karena dikendalikan oleh rasa tinggi hati yang berlebihan, dia mengharapkan "perlakuan istimewa" dan ingin menikmati hak-hak istimewa pula. Itulah sebabnya dia menolak ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Adam. Di dalam Al-Qur'an digambarkan bagaimana orang-orang kafir sebenarnya mengakui keberadaan Allah, namun karena "percaya bahwa mereka memiliki beberapa keunggulan istimewa", mereka ingin menikmati hal-hal tertentu di atas orang lain. Apalagi banyak orang tersesat yang menganggap diri mereka "kekasih Allah". Di dalam Al-Qur'an sikap mental semacam ini sering ditegaskan:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihnya-Nya". Katakanlah! kalau begitu mengapa Tuhan menyiksamu karena dosa-dosamu?". Tidak benar kamu adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih Tuhan, tetapi kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni siapa saja yang dikehendaki-Nya pula. Dan kepunyaan Allah-lah kekuasaan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya. Dan kepada-Nya-lah tempat kembali segala-galanya. Al-Maidah:18
Perasaan istimewa dan superior terwujud dalam berbagai bentuk. Islam mengajarkan kepada manusia bahwa manusia berhutang kehidupannya kepada Allah dan manusia tidak memiliki hal apapun kecuali apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Menolak fakta ini adalah penyebab utama yang membuat sebagian besar manusia tersesat. Apakah bedanya pernyataan Iblis yang menyatakan "Aku diciptakan dari api" dengan peryataan "Aku anggota keluarga terpandang", "Aku memiliki banyak uang", atau "Aku berpenampilan menawan". Hal-hal tersebut menjadi alasan atas kesombongan mereka. Peristiwa Qarun adalah contoh nyata seperti yang diceritakan dalam surat Al-Qasas:76-83.
Seperti yang kita lihat pada ayat di atas, Qarun dan orang-orang sejenisnya percaya bahwa mereka diberi anugrah karena sifat-sifat tertentu yang mereka miliki sehingga pantas ditolong oleh Allah dan menganggap orang miskin sebagai orang yang tidak pantas mendapat pertolongan dari Allah. Mereka lupa dan menyangkal bahwa semua sifat-sifat tersebut pada dasarnya adalah anugrah Allah. Pernyataan Qarun: "Harta ini diberikan kepadaku karena ilmu tertentu yang aku miliki", adalah suatu kesombongan. Inilah sebabnya orang merasa penting dan suka memaksa kepada orang lain ketika merasa dirinya berhasil, makmur, dan berkuasa. Orang-orang yang demikian adalah orang-orang yang menganggap diri mereka kekasih tercinta Allah.
Manusia itu tidak pernah jemu memohon kebaikan, tetapi jika dia ditimpa malapetaka, dia putus-asa dan hilang harapan. Bila mereka Kami beri karunia setelah mereka menderita kesengsaraan, mereka katakan: "Inilah hakku, dan aku tidak yakin bahwa kiamat itu akan terjadi. Namun bila aku dikembalikan kepada Tuhanku, tentu sejumlah kehormatan telah ada untukku pada sisi-Nya". Sesungguhnya Kami akan memberitahukan kepada orang-orang kafir itu perbuatan maksiat yang pernah mereka kerjakan, lalu kami rasakan siksaan yang keras kepadanya. Fusshilat: 49-50
Sebaliknya orang-orang beriman tidak yakin bahwa dirinya pantas masuk surga. Itulah sebabnya orang beriman menyembah Tuhan mereka dalam "rasa takut dan harap" (As-Sajadah:16). Mereka mengharap Allah dan berdoa "Lindungilah kami dari api neraka (Al-Baqarah:201) "Jangan biarkan kami tersesat setelah kami Engkau beri petunjuk" (Al-Imran:8) "Hadirkanlah jiwa kami di hadapanmu sebagai orang muslim yang tunduk pada keinginanmu" (Al-A'raf:126). Semuanya itu jauh dari sifat orang kafir yang merasa pasti bahwa dirinya akan masuk surga. Kesombongan adalah penghalang bagi keselamatan abadi seseorang karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi menyombongkan diri (Al-Hadid:22). Ayat-ayat di bawah ini memperingatkan manusia secara berulang-kali untuk menghindari kesombongan:
Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan congkak. Sebab engkau tidak akan mampu menembus bumi, dan tidak pula akan dapat menjulang setinggi gunung. Al-Isra:37
Dan janganlah engkau membuang muka penuh kesombongan terhadap orang lain dan janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sebab Allah tidak senang terhadap semua orang yang sombong lagi angkuh. Luqman:18
Tiada suatu bencanapun yang menimpa masyarakatmu di bumi Seperti musim paceklik, bencana alam, penjajahan, dan lain-lain atau yang langsung menimpa dirimu sendiri, hanya sudah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum bencana itu Kami ciptakan. Hal itu bagi Allah mudah saja. Demikianlah agar kamu jangan terlalu berduka cita terhadap sesuatu yang sudah luput darimu, dan jangan terlalu gembira terhadap sukses yang telah kamu capai. Allah tidak menyukai kepada semua orang yang sangat sombong dan bersikap angkuh. Al-Hadid:22-23
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan apapun juga. Dan berbaktilah kepada kedua orang ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh Sekalipun tetangga jauh itu bukan muslim, teman sejawat Yang dimaksud adalah teman dalam perjalanan, orang-orang yang dalam perjalanan, dan hamba sahaya yang berada di bawah kekuasaanmu. Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang sombong dalam gerak-geriknya lagi sombong dalam ucapannya. An-Nisa:36
Di dalam Al-Qur'an, orang beriman berulang kali diingatkan untuk rendah hati dan bersikap lunak. Orang beriman secara teliti menghindari kesombongan karena mereka dapat memahami ayat bahwasanya Allah membenci orang-orang yang sombong lagi menyombongkan diri. Karena itu Al-Qur'an mendeklarasikan bahwa kerendahah-hatian adalah kebaikan dasar orang beriman.
Bagi masing-masing umat yang beragama, telah kami syari'atkan ibadah kurban Maksudnya menyembelih binatang ternak atas dasar pengarahan: mendekatkan diri kepada Allah semata. Islam menyatukan arah semua aktifitas muslim, baik dalam tutur-kata maupun amal perbuatan ke satu arah, yaitu: Allah. Tidak terkecuali dengan ibadah kurban ini. Itulah warna kehidupan muslim dan itu pulalah akidah muslim. Maka berdasarkan kesatuan arah ini pulalah diharamkan memakan daging binatang sembelihan yang tujuan menyembelihnya menyimpang dari akidah tauhid, dengan menyebut nama selain Allah. Misalnya nama berhala anu, batu keramat ini, tempat keramat itu, dan sebagainya, dan sebagainya, supaya mereka menyebut nama Allah pada waktu menyembelihnya dan bersyukur kepadaNya atas pemberian binatang ternak itu kepadanya. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kepadanya! Dan berilah berita gembira orang-orang yang tunduk patuh kepada Tuhan. Al-Hajj:34
Hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih ialah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang bodoh mengucapkan kata yang tidak sopan kepadanya, dijawabnya dengan: "Selamat Sejahtera!" Al-Furqan:63
Itu kampung akhirat yang pernah kau dengar beritanya Kami jadikan kenikmatannya bagi orang-orang yang tak pernah berlagak sombong dan merusak di permukaan bumi. Dan syurga, adalah akibat yang baik bagi orang yang takwa. Al-Qasas: 83 Adapun yang beriman dengan ayat-ayat Kami, tidak lain hanya orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat itu, mereka menyungkur sujud sambil mengucapkan puja dan puji kepada Tuhannya, lagi mereka tidak pernah bersikap sombong. As-Sajadah:15
Ini adalah hal yang agak penting untuk dipertimbangkan. Apakah seseorang itu beriman ataukah tersesat, bergantung pada sombong atau rendah hatikah dia. Akibat-akibat dari kesombongan dijelaskan dalam ayat-ayat di bawah ini:
Akan Aku belokkan orang-orang yang bersikap sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar dari memahami tanda-tanda kekuasaanKu Petunjuk dan keberuntungan yang dibawa oleh Syari'at Tuhan. Ciri-ciri orang yang sombong itu ialah: Jika mereka melihat ayat-ayat-Ku mereka tidak mempercayainya, jika mereka melihat petunjuk jalan mereka tidak mau melaluinya, dan bilamana mereka melihat jalan kesesatan mereka langsung menempuhnya. Yang demikian itu disebabkan mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan selalu lalai dari padanya. Al-A'raf: 146
Orang-orang yang memerangi para pendakwah juga sombong seperti halnya orang-orang yang memerangi para rasul. Orang seperti itu didefinisikan sebagai "para pemimpin orang kafir" atau "orang-orang yang bersikap sombong" yang di dalam Al-Qur'an disebut sebagai menolak mematuhi rasul karena kesombongan dan arogansi. Mereka menolak bimbingan orang lain kepada jalan kebenaran. Atas dasar sikap suka menentang, mereka menganggap tak ada halangan. Kesombongan para pemimpin orang kafir ini sering disebut di dalam Al-Qur'an:
Pemuka-pemuka kaumnya yang sombong, mengatakan kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman diantara mereka, katanya: "Tahukah kalian bahwa Shalih diutus menjadi Rasul oleh Tuhannya?" Mereka menjawah: "Sesungguhnya kami ini beriman kepada wahyu yang diturunkan kepada Shalih di mana ia disuruh menyampaikannya". Orang-orang yang sombong itu berkata lagi: "Sesungguhnya kami tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". Orang yang terkemuka dari kaum Syu'aib itu berkata: "Hai Syu'aib kami akan mengusir kamu dan pengikut-pengikutmu yang beriman itu dari negeri kami ini, atau kamu bersedia menganut kembali agama kami. Syu'aib menjawab: "Apakah akan kamu paksa juga, sekalipun kami tidak sudi?" Al-A'raf: 75-76; 88
Orang sombong menetapkan standar tertinggi atas status sosial, kemakmuran, dan kemasyhuran. Utusan manapun yang tidak dapat memenuhi standar tersebut, akan mereka anggap sebagai orang yang tidak mampu untuk memimpin manusia kepada jalan kebenaran. Sikap bawaan yang paling lazim dari orang kafir adalah kecenderungan mereka untuk memberontak melawan para utusan terpilih Allah.
Dalam Al-Qur'an, pemberontakan Bani Israil melawan Thalut, seorang pemimpin yang diutus kepada mereka, diceritakan sebagai berikut:
Nabi mereka berkata lagi kepada mereka. "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Mana mungkin Thalut akan dapat merajai kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, lagi pula ia tidak mempunyai kekayaan yang cukup banyak". Nabi mereka menjawab: "Sungguh, Allah yang telah memilihnya menjadi rajamu, dan akan menganugrahinya dengan ilmu yang luas dan keperkasaan" Mereka berpendapat bahwa yang patut menjadi raja ialah mereka dari turunan raja-raja dan bangsawan serta kaya-raya. Padahal syarat yang diperlukan untuk seorang raja ialah: memiliki kepribadian yang menonjol, mempunyai ilmu pengetahuan yang luas di segala bidang. Dan Allah menganugrahi kerajaan kepada orang yang disukai-Nya, dan Allah itu Maha Luas Pemberian-Nya dan Maha Mengetahui. Al-Baqarah: 247
Juga selama periode Nabi Muhammad, orang terkemuka pada masa itu dengan berapi-api menentang beliau (Az-Zukhruf: 37). Sikap perlawanan mereka, tidak salah lagi, dihasilkan dari kebiasaan mereka menilai orang berdasarkan kesejahteraan, harta, dan nama baik. Mereka baru akan patuh apabila utusan yang dikirim adalah orang terkemuka dan kaya. Namun mematuhi seseorang hanya karena dia dipilih oleh Allah saja, bagi mereka sangat sulit karena mereka sombong. Hal yang sama terjadi pada Nabi Shaleh:
Kata mereka: "Apakah kita akan mengikuti seorang manusia biasa dari kalangan kita sendiri. Jika demikian kita ini benar-benar dalam kesesatan, gila macam kuda liar?" Apakah terhadap orang biasa di antara kita itukah wahyu itu diturunkan? Padalah dia seorang pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan tahu siapa sebenarnya yang bohong dan sombong itu. Al-Qamar: 24-26
Dalam memahami betapa sombongnya orang yang tersesat, Surat Al-Mudatsir menerangkan kepada kita secara jelas. Surat itu menerangkan tentang seseorang yang diberi banyak anugrah oleh Allah, yang mendengar dan memahami ayat Allah tapi juga tidak mematuhi perintah Allah hanya karena kesombongan belaka. Untuk itu dia pantas dihukum dengan cara dibuang ke neraka:
Biarlah Aku sendiri yang bertindak atas orang yang telah Kuciptakan "sebatangkara" Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan sehubungan dengan tingkah polah seorang pimpinan kafir Quraisy, yang bernama Walid bin Mughirah. Dia dilahirkan sebatangkara lagi papa. Lalu ia menjadi kaya-raya, serta dapat pula kekuasaan dengan menduduki kursi pimpinan dalam masyarakat kafir Quraisy. Dan telah Kuberikan kepadanya harta benda yang melimpah ruah; dan anak-anak yang selalu mendampinginya. Dan aku lapangkan baginya rezeki dan kekuasaan selapang-lapangnya. Lalu ia ingin sekali supaya harta benda dan kekuasaan itu Aku tambah lagi. Sekali-kali tidak akan Kutambah! Karena dia sangat menentang ayat-ayat kami. Akan Kutimpakan kepadanya siksaan yang tidak tertanggungkan. Dia telah memikirkan rencana penolakan Al-Qur'an semasak-masaknya, dan menetapkan tindak pelaksanaannya. Maka terkutuklah dia! Bagaimanapun "cara" yang diperbuatnya. Sekali lagi terkutuklah dia! Bagaimanapun "lampah" yang dilakukannya. Lalu ia berpikir tentang Al-Qur'an berkali-kali. Lalu di bermuka asam dan memberengut. Sesudah itu dia berpaling terus pergi dengan rasa penuh keangkuhan. Lalu dia berkata: "Al-Qur'an ini adalah sihir orang lain yang diambil alih oleh Muhammad". Dan tidak lain, hanyalah perkataan manusia belaka. Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Saqar. Sampai dimana pengetahuanmu tentang neraka Saqar itu? Neraka Saqar itu, tidak menyisakan daging, dan tidak pula membiarkan tinggal tulang-tulang. Pembakar kulit manusia. Al-Mudatsir: 11-29
Pada ayat lain keadaan orang sombong di neraka digambarkan sebagai berikut:
Diperintahkan kepada penjaga neraka: "Tangkaplah orang yang berdosa itu dan seretlah ke tengah-tengah neraka!". "Kemudian tuangkanlah ke atas ubun-ubunnya air mendidih tadi sebagai siksaan. "Rasakanlah! Karena engkau pernah mengatakan bahwa engkau orang yang perkasa dan mulia Ucapan ini dilontarkan sebagai ejekan dari Nabi Muhammad terhadap lawannya Abu Jahal, ketika dibunuh pada masa Perang Badar. Demikian Al Umawi dalam beberapa kisah pertempurannya yang diutarakan oleh 'Ikrimah. Siksaan ini adalah siksaan yang waktu di dunia dahulu engkau sangsikan. Ad-Dukhan: 47-50
Manusia hanyalah hamba Allah. Sadarilah keadaan diri sebelum Allah menyadarkan. Hendaknya seseorang menyadari bahwa dia tidak memiliki apapun karena semuanya adalah anugrah Allah. Karenanya dia akan menemukan pertolongan sejati dengan berterima kasih kepada Allah. Jika dia mulai menampakkan kesombongan atas anugrah yang diterimanya, dia akan segera kehilangan kenikmatan yang diperoleh dari anugrah itu. Allah membimbing orang yang menyadari bahwa dia hanya seorang hamba. Namun jika manusia bertindak sebaliknya, dia akan mendapat kemurkaan tuhannya sebagaimana yang diceritakan pada ayat di bawah ini:
Al-Masih sendiri sekali-kali tidak merasa rendah menjadi hamba Allah begitu juga malaikat-malaikat yang terdekat dengan Allah Yaitu di antaranya ialah Malaikat Jibril (Ruhul Kudus) yang membawa perintah penciptaan Al-Masih An-Nisa: 172.
Adapun orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Al-A'raf: 36
Adapun orang yang tidak menyombongkan diri lagi bersikap lunak, adalah hamba Allah sejati dan akan dihadiahi dengan surga:
Itu kampung akhirat yang pernah kau dengar beritanya. Kami jadikan kenikmatannya bagi orang-orang yang tidak mau berlagak sombong dan tidak mau merusak di permukaan bumi. Dan syurga, adalah akibat yang baik bagi orang-orang yang takwa. Al-Qasas: 83
Diterjemahkan dari buklet "The Basic Concepts in The Qur'an" karya Harun Yahya. www.harunyahya.com. Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari "Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an" susunan Bachtiar Surin terbitan Fa. SUMATRA Bandung.
Rendah hati adalah salah satu dari konsep-konsep inti yang sering diingatkan kepada kita secara berulang-ulang. Rendah hati adalah tanda ima...
Bersyukur kepada Allah adalah salah satu konsep yang secara prinsip ditegaskan di dalam Al-Qur'an pada hampir 70 ayat. Perumpamaan dari orang yang bersyukur dan kufur diberikan dan keadaan mereka di akhirat digambarkan. Alasan kenapa begitu pentingnya bersyukur kepada Allah adalah fungsinya sebagai indikator keimanan dan pengakuan atas keesaan Allah. Dalam salah satu ayat, bersyukur digambarkan sebagai penganutan tunggal kepada Allah:
Hai orang-orang yang beriman! Makanlah di antara rezeki yang baik yang kami berikan kepadamu. Dan bersyukurlah kepada Allah jika memang hanya dia saja yang kamu sembah. (Al-Baqarah: 172)
Pada ayat lain bersyukur digambarkan sebagai lawan kemusyrikan:
Baik kepadamu maupun kepada nabi sebelummu telah diwahyukan: "Jika engkau mempersekutukan Tuhan, maka akan terbuang percumalah segala amalmu dan pastilah engkau menjadi orang yang merugi. Karena itu sembahlah Allah olehmu, dan jadilah orang yang bersyukur (Az-Zumar: 65-66)
Pernyataan menantang Iblis (pada hari penolakannya untuk bersujud kepada Adam), menegaskan pentingnya bersyukur kepada Allah:
Kemudian saya akan memperdayakan mereka dengan mendatanginya dari muka, dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak akan menemui lagi kebanyakan mereka sebagai golongan orang-orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 17)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Iblis mencurahkan hidupnya semata-mata untuk menyesatkan manusia. Tujuan utamanya untuk membuat manusia mengingkari nikmat Allah. Apabila tindakan Iblis ini direnungkan betul-betul, jelaslah bahwa manusia akan tersesat apabila mengingkari nikmat Allah.
Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu ujian dari Allah. Manusia dikaruniani banyak kenikmatan dan diberitahu cara memanfaatkannya. Sebagai balasannya, manusia diharapkan untuk taat kepada penciptanya. Namun manusia diberi kebebasan untuk memilih apakah hendak bersyukur atau tidak:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya dengan beban perintah dan larangan. Karena itu kami jadikan ia mendengar dan melihat. Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus: Ada yang bersyukur, namun ada pula yang kafir. (Al-Insan: 2-3)
Menurut ayat tersebut, bersyukur atau tidaknya manusia adalah tanda jelas beriman atau kafirkah ia.
Bersyukur juga berhubungan erat dengan keadaan di akhirat. Tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada orang beriman dan bersyukur:
Masak Allah akan menyiksamu juga jika kamu bersyukur dan beriman? Malah Allah adalah pembalas jasa kepada orang mukmin yang bersyukur serta Maha Mengetahui. An-Nisa: 147
Ayat ini bersama dengan sejumlah ayat lain memberikan berita baik kepada orang-orang yang bersyukur kepada pencipta mereka:
Dan ingat pulalah ketika Tuhanmu memberikan pernyataan: "Jika kamu bersyukur pasti Kutambah nikmatKu kepadamu; sebaliknya jika kamu mengingkari nikmat itu, tentu siksaanku lebih dahsyat. (Ibrahim: 7) Karunia itulah yang disampaikan Allah sebagai berita gembira kepada hamba-hambaNya yang beriman dan mengerjakan kebaikan. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini, kecuali hanya kasih sayang dalam kekeluargaan. Siapa yang mengerjakan kebaikan, Kami lipat gandakan kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penilai. (Ash-Syura: 23) Kaum Luthpun telah mendustakan peringatan Tuhan. Kami hembuskan kepada mereka angin puyuh, kecuali kaum keluarga Luth, mereka telah kami selamatkan sebelum fajar menyingsing. Suatu anugrah dari kami. Demikianlah kami memberi ganjaran kepada siapa yang bersyukur. (Al-Qamar: 33-35)
"Seandainya kalian menghitung nikmat Allah, tentu kalian tidak akan mampu" (An-Nahl: 18). Menurut ayat tersebut, jangankan menghitung nikmat, mengkategorikannya saja tidak mungkin sebab nikmat Allah tidak terbatas banyaknya. Karenanya seorang mukmin tidak seharusnya menghitung nikmat, melainkan berdzikir dan mewujudkan rasa syukurnya.
Anggapan kebanyakan orang, bersyukur kepada Allah hanya perlu dilakukan pada saat mendapatkan anugrah besar atau terbebas dari masalah besar adalah keliru. Padahal jika mau merenung sebentar saja, mereka akan menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh nikmat yang tidak terbatas banyaknya. Setiap waktu setiap menit, tercurah kenikmatan tak terhenti seperti hidup, kesehatan, kecerdasan, panca indra, udara yang dihirup...; pendek kata segala sesuatu yang memungkinkan orang untuk hidup diberikan oleh Allah. Sebagai balasan semua itu, seseorang diharapkan untuk mengabdi kepada Allah sebagai rasa syukurnya. Orang-orang yang tidak memperhatikan semua kenikmatan yang mereka terima, dengan demikian telah mengingkari nikmat (kufur). Mereka baru mau bersyukur apabila semua kenikmatan telah dicabut. Sebagai contoh, kesehatan yang tidak pernah mereka akui sebagai nikmat baru mereka syukuri setelah mereka sakit.
Al-Qur'an memerintahkan untuk mengingat nikmat Allah berulang-kali karena manusia cenderung melupakannya. Seluruh buku yang ada di dunia ini tidak akan cukup untuk menulis nikmat Allah. Allah menciptakan manusia dalam bentuknya yang sempurna, memiliki panca indra yang memungkinkan manusia untuk merasakan dunia di sekelilingnya, membimbingnya menuju jalan yang benar melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits, menciptakan air segar dan makanan yang berlimpah, melancarkan pelayaran, yang kesemuanya itu ditujukan untuk keuntungan manusia. Setiap orang yang berdoa dan berbuat baik pasti juga bersyukur kepada Allah sebab orang-orang yang mengingkari nikmat Allah pasti juga tidak pernah ingat kepada Allah. Seseorang yang bertingkah laku seperti hewan, mengkonsumsi segala sesuatu yang diberikan padanya tanpa mau berfikir mengapa semua itu dianugrahkan dan siapa yang menganugrahkan, sudah selayaknya mengubah tingkah laku seperti itu. Sebaliknya, bersyukur hanya di saat menerima nikmat besar saja tidak akan berarti. Itulah sebabnya orang mukmin hendaknya tidak pernah lupa untuk bersyukur kepada Allah.
Dari Al-Qur'an kita juga tahu bahwa hanya orang-orang yang bersyukurlah yang mau mengakui tanda-tanda kekuasaan Allah di dunia dan mengambil pelajaran darinya. Ayat-ayat di bawah ini menguraikan hal tersebut:
Adapun tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh dengan subur dengan izin Allah. Dan tanah yang gersang, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kebesaran kami bagi orang-orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 58)
Dan sesungguhnya kami telah mengutus Musa kepada Bangsa Israil, dengan beberapa mukjizat dari kami sebagai pengukuhan dan disertai perintah dari Kami: "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kejahilan kepada cahaya iman yang terang-benderang, serta ingatkanlah mereka kepada "Hari-hari Allah"(Maksudnya, hari-hari yang penuh suka dan duka. Suka karena beroleh bahagia, dan duka karena ditimpa malapetaka, baik yang telah terjadi pada bangsa-bangsa sebelum Musa, maupun yang terjadi di zaman Musa sendiri). Dalam hal yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi orang-orang yang selalu sabar dan bersyukur Maksudnya sabar jika kedatangan malapetaka, dan bersyukur jika beroleh kebahagiaan. Baik dan buruk, bahagia dan malapetaka tidak akan luput dari kehidupan manusia di dunia ini. Karena itu, sabar dan bersyukur adalah senjata ampuh yang wajib dipegang teguh selamanya)(Ibrahim: 5).
Apakah engkau tidak perhatikan, bahwa kapal itu dapat berlayar di lautan karena Karunia Allah jua Karunia Allah di sini ialah kodratNya yang menundukkan lautan dan angin, supaya kapal-kapal layar dapat berlayar di lautan), untuk diperlihatkanNya kepadamu di antara tanda-tanda kekuasaanNya. Dalam hal ini terdapat bukti-bukti kenyataan bagi semua orang yang sabar dan bersyukur. (Luqman: 31).
Namun begitu mereka berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak hubungan antara kami dan Syria" (Tujuan permintaan ini supaya negeri-negeri yang berdekatan itu dihapuskan, agar jarak perjalanan menjadi jauh dan panjang, sehingga terbuka kesempatan untuk melakukan monopoli dalam perdagangan) Itu berarti mereka menganiaya diri sendiri. Karena itu Kami jadikan peristiwa mereka jadi buah tutur, lalu kami ganyang mereka sehancur-hancurnya. Peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi setiap yang sabar dan bersyukur. (Saba: 19)
Hikmah maupun bukti yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang dikaruniai wawasan dan kepekaan yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang bersyukur.
Wawasan dan kepekaan tersebut merupakan balasan atas rasa syukur kepada Allah. Sebaliknya orang-orang yang ingkar dan tidak peka, untuk memperhatikannya pun mereka enggan.
Di dalam banyak ayat, Allah menasehati para rasulNya. Salah satunya adalah Musa, untuk bersyukur:
Allah berfirman: "Hai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu melebihi dari manusia yang lain untuk mengemban tugas kerasulan-Ku dan untuk berbicara secara langsung dengan-Ku. Oleh karena itu, pegang teguhlah Syari'at yang Aku berikan kepadamu, dan hendaklah engkau menjadi orang yang bersyukur. (Al-A'raf: 144)
Di dalam surat Al-Ahkaf ayat 15, seorang mukmin di dalam kematangannya (umur 40 tahun diacu di dalam Al-Qur'an sebagai umur kematangan), berdoa supaya dijadikan orang yang bersyukur:
Kami perintahkan kepada manusia supaya: Berbuat baik kepada kedua ibu-bapak. Ibunya mengandung dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandung sampai dengan menyapihnya, tigapuluh bulan (Dihitung menurut masa kandungan yang terpendek, yaitu enam bulan. Ditambah dengan masa penyusuan yang sempurna yaitu duapuluh empat bulan (2 tahun), menjadi tigapuluh bulan). Sehingga manakala ia sampai dewasa, usianya cukup empatpuluh tahun, dia mendoa: "Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah amal perbuatanku sesuai dengan keridhaanMu dan berikanlah kebaikan kepadaku berkelanjutan sampai kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang yang berserah diri. (Al-Ahkaf: 15)
Diterjemahkan dari buklet "The Basic Concepts in The Qur'an" karya Harun Yahya www.harunyahya.com. Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari "Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an" susunan Bachtiar Surin terbitan Fa. SUMATRA. Bandung.
Sesungguhnya telah Kami sediakan untuk penghuni neraka itu banyak jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi mereka tidak mempergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat, menghayati tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat Allah. Mereka tidak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka orang-orang yang alpa. Al-A'raf:179
Mereka ialah orang-orang yang oleh Allah telah dikunci mati hatinya, pendengarannya, dan penglihatannya. Dan mereka juga orang-orang yang lalai. An-Nahl:108
Daripada mengakui kesalahan diri, orang yang tidak peduli pada Allah berusaha tidak mempedulikan kelakuan buruknya atau menutupinya. Ini adalah tindakan yang mengikuti nafsu belaka. Membuat pernyataan menyesal supaya terbebas dari tuduhan bersalah, merupakan bukti dari kebenaran ayat berikut: "Bahkan manusia itu sendiri menjadi saksi atas dirinya. Kendatipun dia mengemukakan alasan keberatannya. Al-Qiyamah:14-15.
Pernyataan menyesal adalah hal yang sia-sia untuk menyembunyikan keputusan atau perbuatan yang dilakukan di bawah pengaruh nafsu. Al-Qur'an secara khusus menjelaskan beberapa dalih yang mereka keluarkan:
Tetapi bila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka berloncatan ke sana, dan ditinggalkannya kamu berdiri sedang membaca khutbah. Katakanlah kepadanya: "Apa yang di sisi Allah lebih baik dari permainan dan perniagaan. Allah adalah pemberi rezeki yang terbaik." Al-Jumu'ah:11
Padahal ketimbang berdalih, mencoba memahami kesalahan malah akan membebaskan manusia dari sikap tak acuh yang dia miliki. Sebaliknya, memelihara sikap tak acuh akan menjerumuskan manusia kepada kesesatan. Di dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan tentang ketidakpedulian dan penyesalan dari orang yang tidak peduli:
Telah hampir datang bagi manusia masa perhisaban amal mereka, sedang mereka masih lalai dari perhisaban itu, serta tidak mempedulikannya. Al-Anbiya:1
Janji yang benar tentang kiamat itu telah dekat masanya. Lalu mereka yang kafir itu menjerit dengan mata terbelalak: "Aduhai, celaka kami! Kami betul-betul alpa tentang malapetaka ini. Bahkan kami adalah orang-orang zalim". Al-Anbiya:97
Tahanlah dirimu dengan sabar bersama-sama dengan mereka yang memuja Tuhannya pagi dan petang, demi mengharapkan kerelaan-Nya. Janganlah engkau lepaskan mereka dari pandanganmu, semata-mata karena silau melihat kehidupan mewah, dan janganlah pula engkau turutkan orang yang hatinya telah Kami alpakan dari mengingat Kami, orang yang hanya menuruti hawa nafsunya saja! Keadaan orang begitu adalah keterlaluan. Al-Kahfi:28
Tidak seperti orang kafir yang acuh tak acuh, kewaspadaan dan perhatian mutlak terhadap dunia luar dan segala sesuatu yang terjadi, ditampilkan oleh orang mukmin.
Secara esensial, perhatian hendaknya dipusatkan pada kenyataan bahwa Allah meliputi segala sesuatu sehingga selalu waspada akan segalanya, dan bahwa Dia akan memanggil manusia untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya di akhirat. Seorang mukmin yang berhasil mencurahkan perhatiaannya kepada semua segi kehidupan menjadi luar biasa waspada terhadap semua kejadian. Karena Allah meliputi segala sesuatu dan karena setiap peristiwa yang terjadi adalah atas kehendak Allah, dan tak ada satupun yang terjadi secara percuma. Setiap peristiwa dan perkembangan menyampaikan pesan terselubung dan makna. Dengan memberikan perhatian yang tidak terbagi, manusia dapat menyerap makna dan kebijaksanaan dalam kejadian-kejadian tersebut dan memahami aspek tersembunyi dari setiap peristiwa yang terjadi. Sebaliknya orang kafir sama sekali tidak ada perhatian kepada dunia luar. Tidak peduli pada kenyataan bahwa segala sesuatu di dunia diciptakan ada perlunya, mereka menunjukkan sikap tak acuh terhadap kejadian yang terjadi di sekeliling mereka sembari tidak peka terhadap dunia luar. Perhatian mereka didorong semata oleh kepentingan pribadi; sehingga mereka memberi perhatian hanya kepada beberapa hal tertentu dari peristiwa yang terjadi. Dalam bingkai pemikiran semacam itu, mereka memiliki daya serap yang rendah terhadap kebenaran sehingga seringkali salah membuat kesimpulan.
Perhatian memiliki banyak segi. Mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, berkumpul bersama orang-orang yang peduli, merasakan bukti-bukti jelas yang mengelilingi manusia, menyadari kekurangan, adalah sejumlah sikap dari tanda-tanda orang yang bersikap hati-hati. Di dalam Al-Qur'an, beberapa contoh khusus diberikan kepada orang mukmin yang penuh perhatian. Sebagai contoh, Nabi Musa mengenali keberadaan api lebih dahulu sebelum orang lain dan tiba lebih dahulu di tempat api itu berada serta menyadari bahwa tempat itulah yang dipilih oleh Allah untuk memberi perintah kepada Musa.(Ta-Ha:10-16)
Adapun keletihan, sikap tak acuh, kemandulan berfikir, merupakan ciri-ciri khas dari orang-orang kafir. Sebaliknya orang beriman luar biasa berhati-hati dan penuh perhatian dan juga mendorong orang mukmin lainnya dengan sikap antusiasme yang mereka miliki.
Diterjemahkan dari "The Basic Concepts in The Qur'an" karya Harun Yahya www.harunyahya.com. Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an susunan Bachtiar Surin terbitan Fa.SUMATRA Bandung.
Di dalam Al-Qur'an, Allah memberi penjelasan terperinci tentang orang kafir yang tidak memiliki pemahaman. Allah menjelaskan di dalam Al...
Al-Qur'an memberitahu kita bahwa tingkah laku yang mengikuti nafsu adalah tidak bijaksana. Sebaliknya, setia kepada sisi baik dari jiwa membawa kepada kebijaksanaan.
Seseorang yang menjadi budak dari hawa nafsunya tidak dapat mengisi hatinya dengan ingat kepada Allah, maka dengan segera dia kehilangan kebijaksanaan. Al-Qur'an merujuk orang-orang seperti ini sebagai orang-orang yang kehilangan kebijaksanaan. (Al-Hasyr:14). Awalnya memang tak dapat dipahami. Sebab kebanyakan orang menganggap bahwa semua orang itu bijaksana dan menganggap bahwa kebijaksanaan itu tidak pernah berubah. Namun ada hal yang lebih membingungkan seputar perbedaan kebijaksanaan dan kecerdasan. Orang menganggap bahwa keduanya sama padahal berbeda. Setiap orang dapat memiliki kecerdasan tetapi kebijaksanaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman.
Dengan mengetahui bahwa sisi jahat jiwa dapat membuat seseorang kehilangan kebijaksanaan, maka kita harus tahu bagaimana cara memperoleh kebijaksanaan. Jawabannya jelas. Seseorang memperoleh kebijaksanaan ketika dia mematuhi kesadarannya yang memberinya cara untuk menghalangi sisi jahat dari jiwanya mengambil alih.
Kebijaksanaan sebagaimana diacu di dalam Al-Qur'an, merupakan gejolak yang dialami di dalam jiwa. Dalam lebih dari satu ayat diterangkan bahwa hati belajar untuk bijaksana. Dengan demikian kita mengetahui bahwa kebijaksanaan berbeda dari kecerdasan yang merupakan fungsi otak semata. Kebijaksanaan ada di dalam hati dan jiwa manusia. Al-Qur'an menjelaskan bahwa kebijaksanaan ada di dalam hati, dan orang yang tanpa kebijaksanaan, akan kurang pemahamannya karena hati mereka terkunci. Firman Allah:
Apakah mereka yang mendustai Rasul itu tidak pernah bepergian di muka bumi ini, supaya hatinya tersentak untuk memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan? Sebenarnya yang buta bukan mata yang ada di kepala, tetapi hati yang ada di dalam dada. Al-Hajj:46
Sesungguhnya telah kami sediakan untuk penghuni neraka itu banyak jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi mereka tidak mempergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat, menghayati tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat Allah. Mereka tidak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka orang-orang yang alpa. Al-A'raf:179
Mereka lebih senang berada bersama orang-orang yang ada di garis belakang, karena itu Tuhan menutup hati mereka, sehingga mereka tidak mengerti kebaikan beriman dan berjihad. At-Taubah:87
Begitu pula kami pasang selubung di hati mereka, dan sumbat di telinganya, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja Sedang nama-nama dewa Lata, 'Uza dan Manat tidak disebut-sebut di dalam uraian Al-Qur'an, mereka berbalik surut dan lari tunggang langgang. Al-Isra:46
Sesungguhnya pada peristiwa itu, benar-benar ada peringatan bagi orang-orang yang berakal dan menggunakan pendengarannya, sebab dia menyaksikan sendiri. Qaf:37
Karenanya kebijaksanaan yang diacu dalam Al-Qur'an secara langsung berhubungan dengan hati dan jiwa.
Satu hal yang pantas untuk disebutkan di sini, kebijaksanaan tidaklah tetap namun berubah-ubah. Kecerdasan tetap dan tidak akan berubah kecuali kalau secara fisik terluka atau gila. Setiap orang memiliki IQ tetap. Sebaliknya kebijaksanaan dapat meningkat atau menurun, bergantung pada penguatan jiwa dan rasa takut kepada Allah (taqwa). Dalam hal ini seseorang memperoleh patokan yang dengan patokan itu dia dapat membedakan benar dan salah:
Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, pasti Dia akan memberimu furqan Suatu petunjuk merupakan pelita hati yang dapat membedakan antara yang salah dan yang benar antara yang terang dan yang gelap dan sebagainya, akan menghapus segala kesalahanmu dan mengampunimu. Allah mempunyai karunia yang amat besar. Al-Anfal:29
Seseorang yang tidak takut kepada Allah sepenuhnya kehilangan patokan untuk membedakan antara benar dan salah. Seseorang bisa saja sangat cerdas. Dia mungkin seorang fisikawan hebat, ahli sosiologi, atau seseorang yang terhormat di masyarakat. Dia bisa saja memiliki prestasi yang luar biasa demi kabanggaannya. Namun jika dia tidak memiliki suara hati, dia akan kurang bijaksana. Dengan menjadi ilmuwan terkenal, dia mungkin menemukan misteri tubuh manusia tapi dia tidak memiliki semangat dan pengertian untuk memahami Pencipta dari tubuh itu. Ketimbang menunjukkan keheranan atas keajaiban penciptaan dan memuji penciptanya, dia lebih suka memuji dirinya sendiri atas penemuannya. Ilmuwan semacam ini adalah "orang yang telah mengambil nafsu menjadi tuhannya"; karenanya Allah sengaja membiarkannya tersesat.
Mereka ialah orang-orang yang beriman, yang hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatilah, hanya dengan mengingat Allahlah hati orang mukmin menjadi tenteram. Ar-Ra'du:28
Sebaliknya keadaan hati orang kafir digambarkan sebagai berikut:
Sebab Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, sedangkan pada penglihatannya ada pula tutupan. Untuk mereka disediakan siksaan yang amat berat. Al-Baqarah:7
dan supaya dibuktikan-Nya pula orang-orang yang munafik. Kepada mereka diserukan: "Marilah berperang di jalan Allah atau setidak-tidaknya pertahankanlah dirimu!" Mereka menjawab: "Kalau kami tahu akan berperang, tentulah kami mengikutimu". Mereka di hari itu, lebih dekat kepada kekafiran dari keimanan. Perkataan yang diucapkan mulutnya, berlainan dengan apa yang terkandung di dalam hatinya, dan Allah lebih mengetahui apa-apa yang mereka rahasiakan. Al-Imran:167
Seseorang yang cerdas bisa saja kekurangan pengertian dan kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Dia bisa jadi menemukan penemuan yang luar biasa, dia bisa jadi seorang usahawan yang berhasil, atau unggul dalam politik. Akan tetapi dia kurang pemahaman akan perkara benar dan perkara salah. Walaupun dia sudah diberitahu berulang-ulang, dia tetap buta dan tuli kepada pesan Al-Qur'an. Ini adalah akibat nyata dari kurangnya pengertian.
"Hati mereka terkunci sehingga mereka tidak dapat paham" adalah pernyataan penting di dalam Al-Qur'an yang menandakan berartinya hati dan pengertian.
Di dalam Al-Qur'an sejumlah ayat menerangkan hubungan antara hati dan kelakuan manusia. Hubungan ini dihadirkan dalam beberapa judul.
ALLAH HADIR ANTARA MANUSIA DAN HATINYA
Hai orang-orang yang beriman! Perkenankanlah seruan Allah dan Rasul, bila kamu dipanggilnya ke jalan kehidupan rohaniahmu Maksudnya kehidupan yang kekal dengan kenikmatan yang abadi di akhirat. Dan ketahuilah bahwa Allah membuat batasan antara manusia dan hatinya Hati adalah pusat pengatur seluruh aktifitas jasmaniah dan rohaniah manusia, misalnya daya sadar, daya cipta, daya tindak dan sebagainya. Allah menghalangi kegiatan daya-daya tersebut, yang menjurus kepada kejahatan, dan bahwasanya kepada dialah kamu akan dikumpulkan. Al-Anfal:24
KASIH SAYANG DIANTARA HATI
Dia-lah yang mempersatukan hati orang-orang mukmin itu. Sekalipun engkau biayai dengan semua harta kekayaan yang ada di bumi ini untuk menggalang persatuan yang seperti ini Persatuan yang berlandaskan keimanan lebih kuat daripada persatuan yang berdasarkan cinta bangsa dan tanah air niscaya engkau tidak akan mampu menyusunnya. Namun Allah telah menyusunnya di kalangan mereka yang mukmin itu. Sesungguhnya Tuhan Maha Perkasa dan Bijaksana. Al-Anfal:63
Berpegang teguhlah kamu sekalian pada agama Allah, dan janganlah kamu berpecah belah. Ingatilah karunia Allah kepadamu, ketika kamu dahulunya bermusuh-musuhan, lalu dipersatukan-Nya hatimu, sehingga kamu dengan karunia Allah itu menjadi bersaudara. Dan kamu dahulunya berada di tepi jurang neraka, lalu Allah melepaskanmu dari sana. Demikianlah Allah menjelaskan keterangan-keteranganNya kepadamu supaya kamu mendapat petunjuk. Al-Imran:103
PERESAPAN HATI
Ingat pulalah ketika Kami membuat perjanjian dengan kamu dan Kami angkatkan bukit diatasmu Sebagai saksi. Kami berfirman: "Pegang teguhlah apa-apa yang kami perintahkan kepadamu dan taatilah!". Mereka menjawab: "Kami dengarkan namun kami ingkari". Dan telah mendarah daging di dalam hati mereka mencintai patung sapi itu sebagai sembahan, karena kekafirannya. Katakanlah kepada mereka! "Amat jahat apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu, kalau betul kamu beriman kepada Taurat. Al-Baqarah:93
KESALEHAN HATI
Camkanlah yang demikian itu! Dan barangsiapa yang menghormati syi'ar-syi'ar agama Allah, maka sesungguhnya itu terbilang ketakwaan hati Maksudnya, berbuatlah karena Allah sebaik mungkin dalam mengerjakan tawaf, sa'i, wukuf dan berkurban. Dalam hal memilih binatang kurban misalnya, pilihlah yang gemuk dan yang mahal harganya, serta hindarilah praktek-praktek "perdagangan sapi" waktu membelinya Al-Hajj:32
HATI MENJADI TERDAMAIKAN
Sedekah zakat itu hanyalah untuk: orang-orang fakir miskin, pengurus zakat, orang-orang yang tengah dijinakkan hatinya, urusan memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, kepentingan sabilillah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Ketentuan yang demikian adalah dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. At-Taubah:60
KEPUASAN HATI
Mereka ialah orang-orang yang beriman, yang hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati orang mukmin menjadi tenteram. Ar-Ra'du:28
Mereka menegaskan: "Kami ingin makan hidangan itu, supaya hati kami tenteram dan supaya kami yakin bahwa engkau selama ini berkata benar kepada kami sementara kami menjadi saksi atas hal itu." Al-Maidah:113
Lagi pula supaya orang yang berilmu mengetahui bahwa ayat-ayat yang diturunkan itu adalah kebenaran dari Tuhanmu. Lalu mereka mempercayainya, dan hatinyapun tunduk pula. Allah menunjuki orang yang beriman ke jalan yang lurus. Al-Hajj:54
Allah tidak memberikan pertolongan itu melainkan untuk mengobarkan semangat juang dan ketabahan hatimu, sedangkan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Kuasa dan Bijaksana juga. Al-Imran:126
MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK ADA DI DALAM HATI
dan supaya dibuktikan-Nya pula orang-orang yang munafik. Kepada mereka diserukan: "Marilah berperang di jalan Allah atau setidak-tidaknya pertahankanlah dirimu!" Mereka menjawab: "Kalau kami tahu akan berperang, tentulah kami mengikutimu". Mereka di hari itu, lebih dekat kepada kekafiran dari keimanan. Perkataan yang diucapkan mulutnya, berlainan dengan apa yang terkandung di dalam hatinya, dan Allah lebih mengetahui apa-apa yang mereka rahasiakan. Al-Imran:167
MENJAGA RAHASIA DALAM HATI
Mereka adalah orang-orang yang diketahui Allah rahasia hatinya, Sebab itu, bantahlah mereka, ajarlah dan katakan kepada mereka kata-kata yang berkesan kedalam lubuk jiwanya. An-Nisa:63
HATI TERPECAH MENJADI BEBERAPA BAGIAN
Bangunan-bangunan yang mereka bangun itu senantiasa menjadi pangkal kekhawatiran dalam hati mereka. Kecuali bila hati mereka itu telah hancur berkeping-keping Telah lenyap fungsinya sebagai pusat penggerak indera. Allah Maha Mengetahui dan Bijaksana. At-Taubah:110
PERSELISIHAN HATI
Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah kami Engkau beri petunjuk. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Al-Imran:8
Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Anshar yang telah menunjukkan setiakawan kepadanya di dalam kesulitan, setelah hati segolongan di antara mereka hampir saja tergelincir, lalu Tuhan menerima tobat mereka. Sesungguhnya Tuhan Maha Penyantun dan Penyayang kepada mereka. At-Taubah:117
KESAMAAN HATI
Bertanya orang-orang yang tidak berpengetahuan: "Mengapa Allah tidak langsung berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaanNya kepada kami?" Pertanyaan yang seperti itu pula yang pernah ditanyakan oleh orang-orang yang sebelum mereka. Hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada mereka yang berkeyakinan mantap. Al-Baqarah:118
HATI YANG MENOLAK
Mana mungkin perjanjian damai dapat diadakan pada sisi Allah dan Rasulnya di satu pihak dengan orang_orang musyrik yang selalu mengingkari janji di lain pihak, sebab nyatanya jika mereka memenangkan kemenangan terhadapmu mereka tidak menunjukkan sifat bersahabat dan setia janji. Mereka memperdayakanmu dengan ucapan-ucapan bermadu, tetapi di dalam hatinya penuh rasa seteru. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. At-Taubah:8
IMAN TIDAK MASUK KE DALAM HATI
Orang-orang Arab pedalaman itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah kepada mereka: "Kalian belum lagi beriman. Tetapi ucapkanlah: Kami telah tunduk", karena iman itu belum meresap ke dalam hatimu. Dan kalau kamu taat kepada Allah dan RasulNya, Dia tidak akan mengurangi pahala amalanmu sedikitpun juga". Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Al-Hujuraat:14
PENYAKIT DI DALAM HATI
Dalam hati mereka ada penyakit Jika di dalam hati itu ada penyakit, itu berarti padanya terdapat kelemahan (gangguan-gangguan) yang menimbulkan keengganan untuk menanggapi perintah agama, serta mengetahui segala rahasia dan hikmatnya, lalu Allah memperhebat penyakit itu, dan mereka diberi siksaan yang pedih karena mereka mendustakan kebenaran. Al-Baqarah:10
Maka kamu akan melihat orang-orang munafik yang keimanannya masih goyah, bila ada kesempatan mereka segera mendekati pemimpin-pemimpinnya sambil berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Maksudnya takut kalau-kalau kaum Muslimin menyerbu Mekah atau Khaibar atau Kaum Muslimin membebankan pajak terhadap kaum Yahudi dan Nasrani Semoga Allah akan mendatangkan kemenangan kepada RasulNya atas sesuatu keputusan dari sisiNya. Oleh karena itu mereka menjadi menyesal terhadap rahasia yang mereka pendam dalam diri mereka. Al-Maidah:52
Tuhan berbuat demikian, untuk menjadikan keragu-raguan yang ditumbuhkan setan itu menjadi cobaan, baik bagi orang-orang munafik yang di dalam hatinya ada penyakit, maupun orang-orang kafir yang berhati kasar. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu dalam memusuhi nabi berada dalam ukuran sangat jauh. Al-Hajj:53
HATI MENJADI KERAS
Setelah rahasia itu terbuka, hatimu mengeras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi dari itu. Padahal diantara batu-batu itupun, ada yang memancarkan air menjadi hulu sungai, ada yang belah lalu keluar air dari dalamnya, dan ada pula yang jatuh terguling karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah tentang olah kerjamu. Al-Baqarah:74
Dengan datangnya siksaan Kami itu, mereka bukannya memohon kepada Tuhan dengan merendahkan diri, malahan sebaliknya hati mereka makin membatu, lagi pula setan menampakkan indah kepada mereka apa-apa yang mereka kerjakan itu. Al-An'am:43
Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima Islam lalu mendapat cahaya dari Tuhannya, sama dengan orang yang hatinya telah "membatu"? Maka celakalah orang yang hatinya telah membatu untuk mengingati Allah. Mereka yang ber "hati batu" di dalam kesesatan yang nyata. Az-Zumar:22
HATI YANG TERKUNCI
Lalu kami melakukan beberapa tindakan terhadap mereka. Disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, tidak percaya kepada keterangan-keterangan Tuhan, membunuh nabi-nabi dengan tidak patut, dan karena ucapan mereka yang mengatakan: "Hati kami telah tertutup!". Sebenarnya, Allahlah yang telah menutup hati mereka karena kekafirannya itu. Karena itu mereka tidak akan beriman kecuali beberapa orang saja. An-Nisa:155
Apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an atau hati merekakah yang terkunci? Muhammad:24
Apakah masih belum cukup jelas bagi angkatan penerus dari angkatan negeri yang telah musnah itu, bahwa jika Kami kehendaki tentu Kami siksa mereka karena dosanya. Kami tutup mata hatinya, sehingga mereka tidak dapat lagi mendengar pelajaran. Al-A'raf:100
Sebab Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, sedangkan pada penglihatannya ada pula tutupan, Untuk mereka disediakan siksaan yang amat berat. Al-Baqarah:7
"Yaitu mereka yang membantah dalil-dalil Allah tanpa alasan yang dapat mereka capai. Amat besar kemurkaan Allah dan orang-orang yang beriman terhadap bantahan yang tidak beralasan itu. Begitulah Allah menutup hati setiap orang yang sombong dan bertindak sewenang-wenang!" Al-Mukmin:35
Hai Rasul, janganlah hatimu sampai terenyuk karena tingkah polah mereka yang cepat berbalik jadi kafir: baik dari orang-orang munafik yang telah mengucapkan dengan mulutnya: "Kami telah beriman", padahal hatinya tidak percaya; maupun dari orang-orang Yahudi sendiri. Di antara orang-orang Yahudi itu amat keranjingan mendengarkan berita-berita bohong Maksudnya berita-berita bohong yang berasal dari pendeta mereka, amat keranjingan mendengarkan perkataan orang lain yang belum pernah bersua dengan kamu Maksudnya mendengarkan perkataan pemimpin-pemimpin mereka yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebaliknya amat keranjingan mendengarkan perkataan Nabi Muhammad yang belum pernah bertemu dengan pemimpin-pemimpin mereka. Berita-berita yang didengar dari Nabi Muhammad s.a.w. diputarbalikkan begitu rupa untuk keuntungan pihak Yahudi.. Mereka memutar-balikkan kalimat-kalimat Taurat dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan kepada orang yang mereka utus kepada Rasul: "Bila diberikan yang ini oleh Muhammad kepadamu, terimalah. Sebaliknya bila yang diberikannya kepadamu bukan yang ini, maka waspadalah" Maksudnya, kepada kurir yang dikirim oleh pihak Yahudi kepada Nabi Muhammad dipesankan: "Jika Muhammad memberi kelonggaran hukum tentang ZINA dari hukuman rajam kepada hukuman dera, terimalah. Kalau tidak ada kelonggaran yang begitu, jangan terima".. Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka kamu sama sekali tidak akan mampu menolak sesuatu yang datang dari Allah. Mereka ialah orang-orang yang tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hatinya. Mereka mendapat kehinaan di dunia, dan beroleh siksaan yang amat besar di akhirat. Al-Maidah:41
Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa orang Rasul kepada kaumnya masing-masing, maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas. Namun mereka yang belakangan tidak mau percaya kepada apa yang telah didustakan oleh mereka yang terdahulu. Demikianlah Kami mengunci erat hati orang-orang yang keterlaluan itu. Yunus:74
Semua kota-kota yang telah kami musnahkan itu, Kami ceritakan sebagian beritanya kepadamu. Semua kota itu pernah didatangi oleh Rasulnya masing-masing dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tidak mau juga beriman, sebagaimana mereka sejak dahulu mendustakannya juga. Begitulah Allah menutup mata hati orang-orang yang kafir. Al-A'raf:101
Sesungguhnya ada jalan untuk dapat menyalahkan mereka yaitu terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu untuk tidak ikut perang padahal mereka adalah orang-orang kaya. Mereka senang tinggal di garis belakang bersama orang-orang yang tidak ikut berperang. Allah telah menutup hati mereka, sedang mereka tidak mengetahui hakikat dan akibat perbuatannya. At-Taubah:93
Katakanlah! Apa jadinya andaikata Allah mencabut pendengaran dan penglihatanmu serta menutup mata hatimu? Tuhan manakah selain dari Allah yang sanggup memulihkannya. Perhatikanlah, bagaimana Kami telah berulang kali menjelaskan tanda-tanda kebesaran Kami namun mereka tetap berpaling saja.Al-An'am:46
Ayat-ayat tersebut mengungkapkan kenyataan penting: Iman adalah suatu hal yang berhubungan dengan kepekaan hati. Seseorang yang berhati lunak dan terbuka telah memiliki kecenderungan untuk mengetahui Allah dan mematuhiNya. Ketika pesan Al-Qur'an disampaikan kepadanya, pemahaman hatinya membuat dia melihat kebenaran sehingga percaya dengan segera. Namun orang kafir berbeda. Hati mereka mati dan "terkunci". Mereka tidak dapat memperoleh kebijaksanaan karena hati mereka tidak memiliki kepekaan sehingga tidak ada lagi kemungkinan untuk percaya. Dalam ayat Qur'an yang berbeda, orang-orang yang cenderung kepada iman segera percaya setelah mereka mendengar ayat Al-Qur'an. Sebaliknya orang kafir tidak pernah menunjukkan kecenderungan kepada iman:
Sesungguhnya telah patut berlaku hukuman Tuhan terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya kami telah memasang belenggu pada leher mereka sampai menopang dagunya, sehingga kepala mereka tertengadah. Kami pasangkan pula tutupan di mukanya, begitu juga di belakangnya, mereka Kami tutup begitu rupa, hingga mereka tidak dapat melihat apa-apa Maksudnya, mereka yang tidak mau mengikuti Rasul, karena kesombongan, keangkuhan dan sebagainya, maka sifat-sifat buruk itu sudah menutupi pintu-pintu hatinya untuk menerima kebenaran.. Sama saja bagi mereka, baik engkau beri kesadaran atau tidak, mereka tidak juga mau percaya. Sesungguhnya engkau hanya dapat memberi kesadaran kepada orang-orang yang mau mengikuti pengajaran dan takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walaupun dia tidak melihat-Nya. Karena itu, berilah mereka berita gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. Yasin:7-11
Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu sama saja; baik engkau beri peringatan atau tidak, namun mereka tidak juga akan percaya. Sebab Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, sedangkan pada penglihatannya ada pula tutupan. Untuk mereka disediakan siksaan yang berat. Al-Baqarah:6-7
Bahwasanya engkau tidak dapat membuat mendengar kepada orang mati Al-Qur'an memberikan gambaran kepada orang-orang kafir yang telah dicap hatinya oleh Tuhan, sebagai orang mati, di mana mata hatinya sudah buta dan telinganya sudah tuli untuk menerima dan mendengarkan kebenaran begitu pula kepada si "tuli" agar mereka suka mendengarkan seruan kebenaran, bila mereka telah membelakang bulat. An-Naml:80-81
Disamping orang kafir yang hatinya keras dan kehilangan kebijaksanaan, ada sejumlah orang yang hatinya peka tetapi mereka bebal agama. Ketika agama disampaikan kepada mereka, orang-orang ini dengan segera mengenali kebenaran dan mempercayai Allah serta agamaNya. Dua kelompok ini sama namun dibedakan atas dua hal yaitu kesombongan ataupun kerendahhatiannya. Orang Yahudi dan kesombongannya disebutkan di dalam Al-Qur'an sebagai contoh. Sebaliknya orang Nasrani tidak sombong.
Sesungguhnya akan kamu temukan orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan akan kamu temui orang-orang yang paling akrab hubungan kasih sayangnya dengan orang-orang beriman, ialah orang-orang yang berkata: "Kami adalah orang Nasrani". Hal itu karena dalam golongan mereka orang-orang Nasrani itu terdapat para uskup dan para pendeta, lagi pula mereka tidak sombong. Dan bila pendeta-pendeta Nasrani itu mendengar ayat Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Rasul Muhammad, engkau melihat airmata mereka bercucuran, karena telah mengetahui dengan yakin bahwa Al-Qur'an itu benar-benar wahyu Allah, sambil mengatakan keimanannya: "Wahai Tuhan kami! Kami telah beriman, tuliskanlah kami sejajar dengan orang-orang yang menyaksikan kebenaran Al-Qur'an dan kenabian Muhammad. Al-Maidah:82-83
Ketika pesan Al-Qur'an disampaikan kepada orang yang cenderung kepada agama, mereka berkata, "Ya Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah mendengar seruan Rasul yang mengajak kepada beriman, yaitu: "Berimanlah kalian kepada Tuhan kalian"; lalu kamipun berimanlah. Ya Tuhan kami! Ampunilah dosa-dosa kami, dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami dengan nilai amal yang sama dengan orang-orang yang berbakti. (Al-Imran:193)". Sebaliknya orang kafir menghadapi orang beriman dengan rasa permusuhan.
Diterjemahkan dari "The Basic Concepts in The Qur'an" karya Harun Yahya www.harunyahya.com. Terjemahan Al-Qur'an dikutip dari "Terjemah dan Tafsir Al-Qur'an" susunan Bachtiar Surin terbitan Fa. SUMATRA Bandung.
Kita telah tahu bahwa ada dua sisi berbeda dari jiwa manusia, yang satu mengarah kepada kebaikan dan yang satunya lagi mengarah kepada kejah...
“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang” (Kahlil Gibran)
“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…” (Kahlil Gibran)
“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan” (Kahlil Gibran)
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” (Kahlil Gibran)
“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang” (Kahlil Gibran)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgykds9sENuk-Aksi_J9WZJ1bNjABA1ymHrr4x5aGHL8rxa0-o1zU_vbDt_PF3yrCOvaYDzeTa8R2DFFEg-VCyrSZ52jvoNS_f2FaIajoHframWQ_lwCT4zFB4mCSKjR0ISI0PJO8H-wbo/s320/uluran+tangan.jpg)
“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman” (Kahlil Gibran)
“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau peda...
pecundang selalu jadi bagian dari masalah.
pemenang selalu punya program;
pecundang selalu punya kambing hitam.
pemenang selalu berkata, “Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda”;
pecundang selalu berkata, “Itu bukan pekerjaan saya”;
Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.
Pemenang selalu berkata, “itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa”;
Pecundang selalu berkata, “Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit”.
Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, “saya salah”;
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, “itu bukan salah saya”.
Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.
Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.
Pemenang berkata, “Saya harus melakukan sesuatu”;
Pecundang berkata, “Harus ada yang dilakukan”.
Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.
Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.
Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.
Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.
Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.
Pemenang seperti thermostat;
Pecundang seperti thermometer.
Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.
Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata2 yang keras.
Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Pecundang berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.
Pemenang menganut filosofi empati, “Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda”;
Pecundang menganut filosofi, “Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda”.
Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang…
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang …
pemenang selalu jadi bagian dari jawaban; pecundang selalu jadi bagian dari masalah. pemenang selalu punya program; pecundang selalu puny...
Berikut ada beberapa Tips menghilangkan sifat negatif tersebut :
HIDUP DI SAAT INI.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
KATAKAN HAL POSITIF PADA DIRI SENDIRI
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
PERCAYA PADA KEKUATAN PIKIRAN POSITIF
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
JANGAN BERDIAM DIRI.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
FOKUS PADA HAL-HAL POSITIF.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau ‘makan sore hari ini menakjubkan’. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
BERGERAKLAH
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
HADAPI RASA TAKUTMU
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
COBA HAL-HAL BARU
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan “ya” pada kehidupan Anda, membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran ‘ya, tapi…’. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
UBAH CARA PANDANGsumber
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
- peace & love -
Hal yang paling mengganggu dan memberi dampak negatif dalam kehidupan kita sebenarnya berasal dari pandangan buruk terhadap diri anda sendir...
Salah seorang pemuda diantaranya dijanjikan bertemu pada pagi hari di pantai. Sebelumnya pemuda tersebut sudah mengutarakan kepada Socrates tentang keinginannya untuk belajar tentang bagaimana meraih kesuksesan. Merekapun bertemu di tempat yang sudah mereka sepakati.
Socrates langsung memerintah pemuda itu masuk ke laut sampai air laut menenggelamkan tubuh mereka sebatas leher. Tanpa memberi komando, tiba-tiba Socrates menenggelamkan kepala pemuda tersebut. Dengan sekuat tenaga pemuda itu berjuang agar kembali ke permukaan.
Setelah melihat pemuda itu hampir pingsan, Socrates baru mengangkatkan kepala pemuda itu. Begitu muncul di permukaan air, pemuda itu langsung menarik nafas kuat-kuat untuk mengisi paru-parunya dengan udara. Socrates lalu bertanya kepada pemuda itu, “Sewaktu di dalam air, apa yang paling kamu butuhkan?”
“Udara,” jawab pemuda itu singkat sambil terengah-engah.
“Itulah rahasia kesuksesan. Jika kamu ingin sukses, harus berjuang seperti kamu membutuhkan udara di dalam air. Kamu pasti sukses!” kata Socrates penuh makna sembari meninggalkan pemuda itu.
Pesan:
Sebetulnya diantara faktor-faktor terpenting untuk meraik kesuksesan adalah kemauan keras untuk berbuat sesuatu. Siapapun orangnya berpeluang menjadi orang sukses. Meskipun latar belakang pendidikan atau masa lalu seseorang tentu saja memberikan sentuhan-sentuhan peluang menjadi lebih besar.
Dengan kemauan yang keras, setiap orang dapat sukses di manapun dan di bidang apapun. Banyak sekali peristiwa besar dunia di sepanjang lintasan sejarah, dan itu hanya mungkin lahir dari kemauan yang besar. “Manusia tidak pernah kekurangan kekuatan, tetapi kurang kemauan,” Victor Hugo. Salah satu contohnya adalah Tirto Utomo yang dulu ditertawakan karena menjual air mineral dalam kemasan.
Berkat kemauan keras dan perjuangannya, kini usahanya menggurita seiring dengan semakin populernya air mineral dalam kemasan.
Sukses sangat ditentukan oleh kuatnya kemauan dari dalam diri sendiri untuk belajar dan bekerja keras, dan meningkatkan kualitas diri. Tantangan atau kendala apapun berusaha diatasi dengan memberikan yang terbaik dan menjalani dengan sungguh-sungguh.
“Kekuatan seseorang bukan datang dari kapasitas fisiknya, tetapi dari kemauan yang sungguh-sungguh,” tegas Mahatma Gandhi.
– sekian –
sumber : andrew ho
Socrates (469-399 BC) adalah seorang filosof Yunani. Ia dikenal luas memiliki kearifan dan kecerdasan luar biasa. Tak mengherankan jika bany...
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".
Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Teman-teman yang luar biasa,
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!
Sumber : www.andriewongso.com
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya r...
Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya.
Namun, masalah adalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan di baliksetiap masalah.
Itu adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi.
Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda.
Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah,karena itu terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi.
Bukan pula, eraman hangat dimalam-malam yang dingin.
Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku.
Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang.
Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak kan menjadi seseorang yang sejati
Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungk...
Saat kita bermaksud akan bertindak mencapai tujuan tersebut, sering terhalang oleh suatu "benteng", yang seakan-akan tidak bisa dilalui atau dirobohkan, sehingga keinginan tinggalah impian, khayalan, atau lamunan belaka. Kita sering mengurungkan langkah kita yang sudah mulai melangkah, bahkan tidak sempat melangkah karena baru di kepala saja.
Melupakan tujuan salah satu jalan yang sering diambil oleh kebanyakan orang. Konon, "Untuk bahagia, berharaplah lebih sedikit." Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana jika ada orang lain ternyata mampu mencapai keinginan yang sama atau lebih baik dari keinginan kita. Akan kita merasakan suatu perasaan yang enak? Ataukah kita tersenyum dengan mengatakan bahwa itu sudah rezeki dia atau bukan rezeki kita. Padahal kita tidak sedikit pun mengusahakannya.
Setiap orang punya tembok atau benteng penghalang seperti Anda! Tetapi kenapa sebagian orang berhasil melaluinya sementara sebagian -- termasuk Anda -- tidak mencapainya? Yang menjadi perbedaan adalah orang yang berhasil adalah mereka yang mampu merobohkan "benteng" yang menghalangi tujuan mereka. Bahkan tidak sedikit hasil yang mereka capai begitu mengagumkan (hal ini menggambarkan benteng yang menghalanginya pun sangat tinggi).
Anda tahu, "benteng" Anda untuk mendapatkan sebuah rumah impian tidak setinggi "benteng" Bill Gates yang mengejar ratusan juta dollar AS. Tetapi kenapa dia bisa melalui benteng penghalangnya, sedangkan Anda tidak?
"Meriam" yang bisa Anda gunakan untuk menghancurkan benteng tujuan adalah "pertanyaan-pertanyaan". Tanyakanlah pada diri sendiri, berbagai persepsi dan asumsi Anda saat ini. Bandingkan dengan berbagai asumsi dan persepsi orang lain, kenapa berbeda dan di mana perbedaannya. Terutama, bandingkan dengan persepsi orang yang telah berhasil dan mempunyai keberanian untuk bertindak menghancurkan tembok penghalangnya.
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan ini terhadap persepsi Anda, kenapa, bagaimana cara mengatasinya, dan adakah alternatif lain?
Semoga tulisan ini menjadi langkah awal dalam membangkitkan semangat anda demi merobohkan benteng penghalang yang selama ini menghambat langkah Anda menuju impian Anda.
Wallahu A'lam Bishowab.
Oleh : Muhammad Nur (Adriwongso.com)
Jika ditanya, apa yang Anda inginkan, tentu saja Anda menginginkan banyak hal, mulai dari kebutuhan dasar sampai keinginan untuk kesenangan ...